Mukomuko, 22 Mei 2023 - Kabupaten Mukomuko kembali dilanda kontroversi setelah munculnya berita mengenai krisis kepemimpinan yan...
Mukomuko, 22 Mei 2023 - Kabupaten Mukomuko kembali dilanda kontroversi setelah munculnya berita mengenai krisis kepemimpinan yang menimpa Bupati Sapuan. Berbagai pendapat dan tanggapan pun bermunculan dari berbagai pihak terkait situasi tersebut. Salah satunya adalah Edy Mashury, seorang pengamat sawit dan Ketua Aliansi Petani Sawit Provinsi Bengkulu.
Dalam wawancara eksklusif dengan Mukomukopost.com, Edy Mashury memberikan tanggapannya terkait berita yang berjudul "Krisis Kepemimpinan Mengguncang Mukomuko: Bupati Sapuan Gagal Mengubah Nasib Daerah!" Dalam pernyataannya, Edy Mashury mengungkapkan beberapa pandangannya mengenai situasi kepemimpinan di Kabupaten Mukomuko dan dampaknya terhadap petani sawit.
Menurut Edy Mashury, ia tidak sepenuhnya memahami apa yang dimaksud dengan "krisis kepemimpinan" yang disebutkan dalam berita tersebut. Namun, ia berpendapat bahwa saat ini terjadi krisis kepemimpinan di berbagai tingkatan, baik di pusat maupun daerah, dan petani sawit menjadi salah satu pihak yang paling terdampak. Ia menyoroti fenomena tenaga kerja Indonesia (TKI) ilegal yang menjadi buruh sawit di negara tetangga, sementara petani sawit di Mukomuko masih mengalami kesulitan dalam meningkatkan kesejahteraan mereka.
Edy Mashury juga mengkritik kurangnya gebrakan yang signifikan dari Pemerintah Daerah Mukomuko dalam membela petani sawit. Ia mencontohkan pentingnya melakukan studi banding ke daerah lain, seperti Sumatra Barat, di mana petani sawit mendapatkan harga TBS yang lebih tinggi karena kualitas pengelolaan yang baik. Selain itu, ia juga menyampaikan keprihatinannya terkait isu korupsi atau kolusi yang terjadi di Pemerintah Daerah, yang ia anggap dapat merugikan petani sawit.
Dalam keterangannya, Edy Mashury juga menyebutkan bahwa Bupati Sapuan belum membuktikan kinerja yang signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan petani sawit.
Edy Mashury mengungkapkan bahwa harga Tandan Buah Segar (TBS) yang diterima petani sawit saat ini hanya sekitar 1500 per kilogram, sementara Harga Patokan Pembelian (HPP) yang dihitung oleh Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) sebesar 2050 per kilogram sawit. Ia juga menyoroti perubahan kondisi ekonomi saat ini yang harus dipertimbangkan dengan memperhitungkan inflasi dan nilai uang yang dikalibrasi dengan harga emas.
Edy Mashury juga menyatakan bahwa krisis kepemimpinan bukan hanya terjadi di Mukomuko, tetapi juga di daerah lain. Menurutnya, yang dibutuhkan bukanlah pemimpin yang kaya, berpendidikan tinggi, atau melakukan pencitraan semata, melainkan pemimpin yang jujur dan mampu menciptakan perubahan yang nyata.
Hingga saat ini, Mukomukopost.com belum menerima konfirmasi resmi dari Bupati Sapuan terkait pemberitaan ini. Setelah menunggu selama 24 jam, upaya koordinasi juga belum membuahkan hasil yang memadai. Mukomukopost.com akan terus berupaya untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dari pihak yang bersangkutan dan akan memberikan pembaruan secepatnya kepada pembaca.
Demikianlah berita terkait tanggapan dari Edy Mashury, Pengamat Sawit dan Ketua Aliansi Petani Sawit Provinsi Bengkulu, terhadap berita "Krisis Kepemimpinan Mengguncang Mukomuko: Bupati Sapuan Gagal Mengubah Nasib Daerah!" Mukomukopost.com akan terus mengikuti perkembangan situasi ini dan memberikan informasi yang berimbang dan akurat kepada pembaca.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi tim redaksi Mukomukopost.com.
Sumber: Mukomukopost.com, 22 Mei 2023, Update: 23 Mei 2023
(DH)